Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sektor Bangka Belitung

Peluang Investasi Dan Perdagangan
Sektor Kelautan dan Perikanan
Perikanan Tangkap

Potensi sumber daya perikanan tangkap di perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 282.100 ton/tahun, terdiri dari ikan pelagis sebesar 177.628 ton/tahun dan ikan demersal sebesar 104.842 ton/tahun. Jenis ikan dominan dan ekonomis penting antara lain : tenggiri, tongkol, kembung, selar, tembang, kakap, kerapu, bawal hitam, bawal putih, kerisi, ekor kuning, udang windu dan udang putih.
Budidaya

Jenis budidaya yang dapat dikembangkan terdiri dari budidaya air laut, air tawar dan air payau. Pemanfaatan budidaya air laut masih sangat rendah yaitu baru sekitar 0,005% dari potensi yang ada. Untuk budidaya perikanan air tawar, potensi lahan yang dimiliki terdiri dari perairan kolong, sungai dan kolam. Potensi volume produksi yang dihasilkan mencapai 16.000 ton/tahun senilai Rp. 160 milyar/tahun. Ikan air tawar yang dapat dibudidayakan antara lain : ikan mas, nila, dan patin. Sedangkan budidaya air payau yang dilakukan secaratradisional, baru memanfaatkan sebesar 0,103% dari potensi yang ada.
Potensi Lahan Budidaya Perikanan dan Kelautan
No. Jenis Budidaya Potensi Lahan (ha) Pemanfaatan (ha) Komoditi
1 Budidaya air laut 120.000 6,2 Kerapu, teripang, rumput laut, dan kerang-kerangan
2. Budidaya air tawar 1.602 - Mas, nila, dan patin
3 Budidaya air payau 250.000 258 Udang windu
Sektor Pertanian dan Perkebunan

Lahan pertanian yang tersedia seluas ± 14.988 Ha dan baru dimanfaatkan seluas ± 3.609 Ha dengan komoditas yang dikembangkan antara lain : durian, jeruk, nanas, cempedak, manggis, duku, salak, rambutan, dan pisang. Adapun komoditas perkebunan meliputi lada, kelapa sawit, karet, cengkeh, dan coklat. Dari komoditas tersebut, lada merupakan produk unggulan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain lada dan berbagai komoditas lainnya, sekarang juga telah dikembangkan perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 2001, luas areal tanaman perkebunan inti dan plasma mencapai 10.376 Ha dengan produksi 74.794,54 ton CPO. Sedangkan untuk perkebunan besar swasta, luas areal tanaman mencapai 43.073,67 Ha.
Luas Tanam dan Produksi Perkebunan tahun 2001
No Komoditi Luas Tanam (ha) Produksi (tons)
1. Lada 63.694,20 33.031,83
2. Karet 39.318,50 19.283,12
3. Kelapa 19.757,00 7.308,18
4. Cengkeh 1.012,09 13,70
5. Coklat 322 290,95
6. Kelapa sawit (perkebunan inti dan plasma) 10.376 74.794,54
7. Kelapa sawit (perkebunan besar) 43.073,67 -
Sektor Pariwisata

Sektor pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyimpan potensi yang cukup besar. Jenis wisata yang dapat dikembangkan terdiri dari wisata pantai, agro wisata, wisata budaya, wisata museum, wisata sejarah, wisata olahraga, dan wisata alam. Untuk wisata pantai, keindahan pantai yang ada antara lain berupa hamparan pasir dan bongkahan batu cadas serta granit dengan nuansa pantai alami yang merupakan ciri khas yang tidak dimiliki oleh pantai di daerah lain. Panjangnya garis pantai menjadikan provinsi ini sebagai daerah wisata pantai yang beraneka ragam, mulai dari yang berpasir hingga yang hanya menampilkan bebatuan. Untuk agro wisata, obyek wisata yang tersedia meliputi perkebunan lada dan kelapa sawit. Dengan hamparan perkebunan lada putih yang luas, pengunjung dapat melihat langsung bagaimana proses produksi lada putih, mulai dari tahap pemanenan hingga tahap penjualan. Sedangkan hamparan perkebunan kelapa sawit yang luas dengan jalan-jalan yang masih berupa tanah merah, sangat cocok untuk olah raga, seperti: rally sport, motor cross, dan lain-lain.

Untuk wisata budaya, dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu budaya daerah dan kesenian daerah. Wisata budaya daerah meliputi berbagai macam upacara adat yang sebagian besar dilakukan dalam rangka memanjatkan doa dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan wisata kesenian daerah meliputi seni tari, seni musik, dan seni drama yang dilandasi oleh keanekaragaman suku bangsa dan agama, serta memperkaya seni dan budaya yang ada. Untuk wisata museum, sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia bahkan di dunia, terdapat museum timah di jantun Kota Pangkalpinang yang dapat dijumpai peninggalan dan penemuan timah pertama serta peralatan sederhana hingga yang canggih dalam proses penggalian dan peleburan timah. Selain itu terdapaat juga peleburan timah di Kecamatan Mentok yang merupakan tempat proses peleburan timah setelah dieksplorasi dari perut bumi.
Untuk wisata sejarah, Pulau Bangka yang sejak dulu dikenal sebagai pulau yang dihuni banyak suku terutama Cina, meninggalkan berbagai obyek wisata sejarah yang sangat menarik untuk ditelusuri. Beberapa obyek wisata yang dapat dikembangkan oleh investor antara lain adalah Batu Balai, Wisma Ranggam, Vihara Dewi Kwan Im, Phak Kak Liang, dan Klenteng China Jebus. Untuk wisata olahraga, lapangan golf Girimaya di Kota Pangkalpinang yang berdekatan dengan lapangan udara Depati Amir, merupakan tempat bermain golf dengan 18 hole di atas perbukitan yang indah dan menarik. Sedangkan untuk wisata alam, sebagai penghasil timah terbesar di dunia sangat memungkinkan bahwa penambangan timah baik secara tradisional maupun secara modern dapat dijadikan sebagai objek wisata atau dapat terjun langsung sebagai penambang untuk melihat bagaimana proses penambangan hingga peleburan. Selain itu terdapat juga berbagai obyek wisata alam lainnya seperti hutan, sumber air panas, dan air terjun.
No Jenis Wisata Obyek Wisata
1 Wisata pantai Wilayah Bangka : Pantai Matras, pantai Tanjung Pesona, Pantai Parai Tenggiri, Pantai Pasir Padi, Pantai Batu Bedaun, Teluk Uber, Pantai Tikus, Pantai Rebo, Pantai Air Anyir, Pantai Romodong, Pantai Tanjung Kalian, Pantai Tanjung Ular, Pantai Pasir Kuning/Pantai Tanjung Gudang, Pantai Penyak, dan Pantai Kobatin.
Wilayah Belitung : Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, dan Pantai Punai
2 Agro wisata Perkebunan lada dan perkebunan kelapa sawit
3 Wisata budaya Budaya Daerah : Upacara Rebo Kasan, Upacara Buang Jong, Upacara Kawin Massal, Upacara Ceriak Nerang, Upacara Perang Ketupat, Upacara Sepintu Sedulang, Upacara Sembahyang Kubur, dan Upacara Barongsai
Kesenian Daerah : Seni Tari : Tari Campak, Kedidi, Taber, Sepintu Sedulang, Mutik, Sahang, Dambus, Zapin, Malibang Timah, Gajang Menunggang, Ulak Busung, Ancak, Betiong, dan Randau. Seni/Musik : Bedincak Badaek, Lagu Yoo Miak, Icak-icak Dak Tahu, Musik Campak dan Gambus. Seni Drama : Drama tari Putri Si Punai, dan Dul Muluk.
4 Wisata museum Museum Timah dan Peleburan Timah Muntok
5 Wisata sejarah Batu Balai, Wisma Ranggam, Vihara Dewi Kwan Im, Pak Kak Liang, dan Klenteng China Jebus
6 Wisata olahraga Lapangan golf Girimaya
7 Wisata alam Wisata Tambang, Hutan Wisata Sungailiat, Sumber Air Panas Pemali, dan Air Terjun Gurok Beraye


Daerah pertambangan Sektor Pertambangan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan produsen timah terbesar di Indonesia dan dunia. Berdasarkan data-data geologis, hampir di semua wilayah baik darat maupun laut mempunyai cadangan timah atau yang dikenal dengan istilah "World's Tin Belf (Sabuk Timah Dunia). Namun saat ini timah bukan lagi merupakan produk unggulan yang ditawarkan. Sedangkan potensi pertambangan yang masih cukup prospektif saat ini adalah bahan galian golongan C, yakni: kaolin, pasir kuarsa, granit, tanah liat, pasir bangunan, dan batu diabase. Bahkan untuk pasir bangunan, mempunyai kualitas terbaik kedua di dunia setelah Brazil. Bahan-bahan galian tersebut tersobar secara merata di seluruh kecamatan.


Potensi Pertambangan
No Bahan Tambang Lokasi
1 Timah Tersebar merata
2 Granit (batuan beku) Bangka : Pemali, Mentok, Jebusand Toboali.
Belitung : Tikus. Membalong, Gunung Burung Mandi, Gunung Baginda, Gunung Tajam dan Gunung Tungkusan
3 Kaolin Bangka : Gunung Mudar-Benyu, Bukit Layang, Belinyu, Air Barik, dan Teluk Bembang.
Belitung : Air Payah, Mempayah, Manggar, Keleka Usang, dan Tanjung Panand.
4 Pasir kuarsa Tersebar merata
5 Pasir laut Lepas pantai perairan Kepulauan Bangka Belitung
6 Pasir bangunan Tersebar merata
7 Fire Clay Manggar (Belitung Timur) dan Pulau Bangka
8 Ball Clay and Bond Clay Manggar (Belitung Timur) dan Merawang (Bangka)
Sektor Industri

Secara umum industri yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat ini masih didominasi oleh industri kecil dengan skala industri rumah tangga. Jenis industri ini masih mengandalkan bahan dari hasil perikanan, pertanian, perkebunan, dan hasil hutan. Industri yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah industri kerajinan yang dapat menunjang sektor pariwisata seperti: kerajinan pewter, akar bahar, batu satam, renda, kopiah resam, dan rotan. Saat ini industri menengah yang telah dikelola seperti industri tepung kaolin, batu granit, pembuatan batu bata yang bahannya berasal dari bahan galian golongan C, juga industri pengolahan karet, kelapa sawit, pengolahan kayu dan pendukung usaha perikanan yaitu pabrik es.

Potensi Industri
No Jenis Industri Potensi Industri
1 Industri maritim Berlokasi di kawasan industri di Teluk Rubia dengan sarana dan prasaran pendukung berupa jalan raya, listrik, telepon, dan air bersih (PDAM)
Perkapalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terletak dalam jalur perdagangan internasional memungkinkan untuk didirikan kawasan industri perkapalan
Cold storage Komoditas: ikan kakap, kerapu, cumi-cumi, udang, dan rajungan
Tambak udang Berlokasi di Kabupaten Bangka, untuk memenuhi pangsa pasar Eropa, Singapura, Jepang, dan Amerika, serta kebutuhan lokal
Rumput laut Lokasi : Tanjung Kelabat, Sadai, Mentok, Sungailiat, dan Sungai Selan (Bangka)
2 Industri berbasis pertambangan non-logam Kaolin, pasir kuarsa, granit dan lain-lain
3 Agro industri
Pengolahan lada Penghasil lada putih terbesar di Indonesia
Kelapa sawit Bahan baku Crude Palm Oil (CPO), margarine, cocoa butter dan kompos
4 Aneka industri Industri permesinan dan industri tekstil.
5 Industri kerajinan Pewter, renda, akar bahar, kopiah resam di Desa Sengir Kecamatan Payung (Bangka), dan batu satam di Kabupaten Belitung

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Rumput laut & Wisata maritim... Bangka selatan terkenal dengan wilayah perairan yang terhitung sangat luas di bangka belitung dan nilai pariwisata laut dan pantainya juga sangat indah nan mempesona, misalnya batu kodok, sadai, tj krasak,pulau tinggi, dll. Bupati bangka selatan H Justiar Noer mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan yang rencanya program nya dari hulu ke hilir ( industry akhir pada pabrik pengolahan) bermacam macam budidaya laut banyak dikembangkan seperti budidaya rumput laut, abalone, tripang, kerapu dll. Rumput laut yang keuntungannya sangat menjanjikan saat ini, namun tidak semua perairan dibabel rumput laut dapat dibudidayakan hanya ditempat- tempat tertentu yang mempunyai gelombang ombak yang rendah saja.
Rumput Laut banyak digunakan sebagai bahan makanan sampai bahan campuran untuk produk kecantikan .
Berikut adalah langkah-langkah dalam pembudidayaan:
1. Mempersiapkan tambak laut yang dasarnya berupa tanah liat, tidak terlalu mengandung pasir atau lumut Lokasi tambak sebaiknya berjarak 1 km dari pantai agar salinitas airnya cocok untuk pertumbuhan rumput laut.
Terlebih dahulu tambak dikeringkan lalu ditaburi kapur pertanian agar pH-nya menjadi 6,5-8. Tujuh hari sesudah pengapuran, tambak digenangi air setinggi 70 cm lalu dibiarkan selama 3 hari.
2. Pembibitan
Tambak yang sudah tergenang air selama 3 hari sudah siap ditanami rumput laut. Untuk 1 hektar lahan diperlukan 1 ton bibit rumput laut. Bibit rumput laut ditebar begitu saja di permukaan air tambak hingga merata.
Lima belas hari sesudah penebaran bibit, diadakan pengontrolan. Biasanya ada rumput laut yang mengumpul di satu bagian permukaan tambak karena tertiup angin dan harus ditata. Hal semacam ini dilakukan rutin sampai rumput laut siap dipanen.
Sebulan setelah penebaran dilakukan pemberian zat pengatur tumbuh sebanyak 500 cc per hektar. Pemberian zat pengatur tumbuh ini diulangi lagi sebulan kemudian.
Gangguan yang sering timbul adalah adanya lumut yang menutup permukaan tambak. Lumut bisa menghalangi sinar matahari. Untuk mengendalikan lumut, dilepas ikan bandeng kecil sebanyak 1.500-2.000 ekor per hektar. Sesudah lumut habis, bandeng harus dijaring supaya tidak ganti melahap rumput laut.
3. Panen
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada umur 2-2,5 bulan sesudah penanaman. Panen rumput laut dicuci sampai bersih. Setelah itu rumput laut dijemur selama kurang lebih 3 hari untuk mendapatkan rumput laut kering berkadar air 18%.

Total biaya 10.345.000. Biaya Variabel
1. Bibit 3.750.000
2. Karung 210.000
3. Tali raffia 15.000
4. BBM 1.170.000
5. Upah Tenaga Kerja 2.400.00
Total 7.545.000
Lama pemeliharaan 1,5 – 2 bulan
Berat panen basah 32.400 kg
Berat kering 4.050 kg ( basah : kering = 8: 1 )
Harga jual = Rp 6.000,-/ kg x 4.050 kg = Rp 24.300.000
Pendapatan :
Penerimaan ( Rp 6.000,-/ kg x 4.050 kg ) = Rp 24.300.000 Dari hasil budidaya rumput laut ini diperoleh
LABA/RUGI
= Rp 24.300.000 – ( Rp 4.966.000 + Rp 7.545.000 )
= Rp 24.300.000 – Rp 12.511.000
= Rp 11.789.000
Berarti dalam 1x panen pembudidaya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 11.789.000. Dalam 1tahun terdapat 4x panen jadi total pendapatan bersih adalah Rp 11.789.000 x 4 = Rp 47.156.000.
Keuntungan relative
= Rp 47.156.000/
Rp 12.511.000
= 3,77
Keuntungan relatif usaha budidaya rumput laut ini dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai adalah 3,77. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya rumput laut ini layak karena R/C > 1.
Jadi mengembalikan biaya investasi sekitar 2 – 3 bulan dalam sekali panen saja.

Menurut managing natural industry sujasmir hamid, bahwa
Benefit Cost Ratio (B/C)
Merupakan alat analisis yang lebih ditekankan pada criteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk membandingkan, mengukur, serta menghitung tingkat keuntungan usaha perikanan. Semakin kecil nilai rasio ini, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian.
Hasil Penjualan
= Rp 24.300.000/
Rp 12.511.000 =1,94
Nilai tersebut berarti dengan modal Rp. 12.511.000 diperoleh hasil penjualan sebesar 1,94 kali jumlah modal... semoga bermanfaat

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Sukses dan lancar

Posting Komentar